Social Icons

Pages

Tesis akuntansi PERBEDAAN PERSEPSI INTENSITAS MORAL MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN MORAL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Perhatian pada isu-isu etika dalam dunia bisnis dan profesi secara
dramatis telah meningkat belakangan ini, terlebih setelah kasus skandal-skandal
global seperti kasus One-Tel, Harris Scarfe dan HIH di Australia, Parmalat di
Italia, AHold di Belanda, WorldCom, Global Crossing, Qwest, Dynergy, CMS
Energy, Tyco, Adelphia, Peregrine, Sunbeam dan Xerox di Amerika Serikat, yang
menarik perhatian begitu banyak pihak. Khusus untuk Amerika Serikat, sebuah
negara yang terkenal sangat transparan, ketat dalam penegakan hukum, patuh
menjalankan good corporate governance, dan Disclosure and Financial
Accounting-nya merupakan yang terbaik saat ini, telah dinodai oleh skandal
akuntansi terbesar sepanjang sejarah yang dilakukan Enron sekitar lima tahum
silam (Majalah Auditor, 2008, hal. 8-9).
Begitu pula di Indonesia, isu-isu etika dalam dunia bisnis belakangan ini
juga telah banyak menarik perhatian masyarakat. Contoh di dalam negeri adalah
kasus penggelembungan nilai (mark up) PT. Kimia Farma Tbk pada tahun 2001
(Arifin, 2005). Laba bersih dilaporkan sebesar Rp 132 miliar lebih, padahal
seharusnya hanyalah sebesar Rp 99,6 miliar. Berdasarkan hasil pemeriksaan
BAPEPAM, penggelembungan sebesar Rp 32,7 miliar tersebut berasal dari:
• Overstated atas penjualan pada Unit Industri Bahan Baku sebesar Rp 2,7
miliar,
• Overstated atas persediaan barang pada Unit Logistik Sentral sebesar Rp
23,9 miliar, dan • Overstated pada persediaan barang sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated
atas penjualan sebesar Rp 10,7 miliar pada unit Pedagang Besar Farmasi
(PBF).
Perilaku moral para akuntan profesional penting untuk status dan
kredibilitasnya terhadap etika profesi akuntansi. Kasus-kasus akuntansi di atas
telah menimbulkan pertanyaan penting tentang pengembangan etika profesi
akuntan.
Arifin (2005) menyatakan bahwa para akuntan adalah salah satu profesi
yang terlibat secara langsung dalam pengelolaan perusahaan (corporate
governance). Dalam hubungannya dengan prinsip good corporate governance
GCG), peran akuntan secara signifikan terlibat dalam berbagai aktivitas
penerapan prinsip-prinsip GCG. Terbongkarnya kasus–kasus khususnya ilmu
akuntansi yang terlibat dalam praktik manajemen laba memberikan kesadaran
tentang pentingnya peran dunia pendidikan dalam menciptakan sumber daya
manusia yang cerdas dan bermoral. Prinsip-prinsip good corporate governance
menyatakan bahwa sikap independen, transparan, adil dan akuntabel harus
dimiliki oleh semua pengelola organisasi, baik swasta maupun pemerintah.
Kasus pelanggaran etika seharusnya tidak terjadi apabila setiap akuntan
mempunyai pengetahuan, pemahaman, dan kemauan untuk menerapkan nilai-nilai
moral dan etika secara memadai dalam pelaksanaan pekerjaan profesionalnya
Ludigdo, 1999). Oleh karena itu, terjadinya berbagai kasus sebagaimana
disebutkan di atas, seharusnya memberi kesadaran untuk lebih memperhatikan
etika dalam melaksanakan pekerjaan profesi akuntan. Sudibyo (1995) dalam
Hikmah (2002) mengemukakan bahwa dunia pendidikan akuntansi mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku etika auditor. Ungkapan tersebut
mengisyaratkan bahwa sikap dan perilaku moral auditor (akuntan) dapat terbentuk
melalui proses pendidikan yang terjadi dalam lembaga pendidikan akuntansi,
dimana mahasiswa sebagai input, sedikit banyaknya akan memiliki keterkaitan
dengan akuntan yang dihasilkan sebagai output. dst.....

1.2. Perumusan Masalah
Intensitas moral memiliki pengaruh dalam mengenali isu moral melalui
pengenalan individu terhadap konsekuensi dari keputusannya. Untuk memulai
proses pembuatan keputusan moral, seseorang harus mampu untuk mengenali isu
moral. Isu moral muncul ketika tindakan seseorang dapat merugikan ataupun
menguntungkan orang lain.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Leitsch (2004), yang dilakukan terhadap mahasiswa jurusan akuntansi di
Northeast, Amerika. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang di lakukan
oleh Leitsch (2004) adalah terletak pada lokasi penelitian dan jumlah kelompok
sampel. Penelitian Leitsch (2004) dilakukan di Amerika, sedangkan penelitian ini
di lakukan di Indonesia. Sampel yang digunakan oleh Leitsch (2004) adalah
mahasiswa S1-akuntansi sedangkan penelitian ini menjadi tiga kelompok sampel,
yaitu mahasiswa S1-akuntansi, S2-akuntansi (Maksi), dan Pendidikan Profesi
Akuntansi (PPA). Tiga kelompok sampel ini dipilih dengan alasan bahwa
mahasiswa akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro selain
mahasiswa S1-akuntansi, juga terdapat mahasiswa Maksi dan PPA.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka masalah
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah isu akuntansi memiliki dampak terhadap pentingnya komponen
Intensitas Moral dan Sensitivitas Moral yang dirasakan mahasiswa?
2. Apakah isu akuntansi memiliki dampak terhadap pentingnya komponen
Intensitas Moral dan Pertimbangan Moral yang dirasakan mahasiswa?
3. Apakah isu akuntansi memiliki dampak terhadap pentingnya komponen
Intensitas Moral dan Intensi Moral yang dirasakan mahasiswa?

1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian tentang pengaruh isu akuntansi dengan komponen Intensitas
Moral sebagaimana Sensitivitas Moral, Pertimbangan Moral, dan Intensi Moral
mahasiswa jurusan akuntansi, memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Menguji dan memperoleh bukti empiris mengenai dampak isu
akuntansi terhadap persepsi pentingnya komponen Intensitas Moral
dan Sensitivitas Moral yang dirasakan mahasiswa.
2. Menguji dan memperoleh bukti empiris mengenai dampak isu
akuntansi terhadap persepsi pentingnya komponen Intensitas Moral
dan Pertimbangan Moral yang dirasakan mahasiswa.
3. Menguji dan memperoleh bukti empiris mengenai dampak isu
akuntansi terhadap persepsi pentingnya komponen Intensitas Moral
dan Intensi Moral yang dirasakan mahasiswa.

1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Pengembangan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan teori, terutama dalam bidang akuntansi perilaku dan etika
mengenai variable-variabel yang signifikan dalam menjelaskan dampak isu
akuntansi terhadap Intensitas Moral dengan Sensitivitas Moral, Pertimbangan Moral, dan Intensi Moral mahasiswa akuntansi serta diharapkan dapat dipakai
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang.
1.4.2. Pengembangan Praktik
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan kontribusi
praktis bagi Universitas Diponegoro dan Fakultas Ekonomi pada khususnya
dalam mendorong Intensitas Moral, Sensitivitas Moral, Pertimbangan Moral, dan
Intensi Moral bagi mahasiswa akuntansi agar dapat memberikan pemahaman yang
lebih baik mengenai pengaruh proses pembuatan keputusan moral dalam bidang
akuntansi, sehingga mereka dapat mengembangkan perilaku etisnya dalam
rangka memelihara integritas pribadi dan profesinya.

untuk selengkapnya hingga daftar pustaka klik DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar