Social Icons

Pages

Tesis Akuntansi PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJEMEN, INSTITUSI, DAN LEVERAGE TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I 
PENDAHULUAN 

1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis,
harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah
diakses dan dipahami oleh pihak yang berkepentingan. Perusahaan harus dapat
mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu
perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan
perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pihakpihak
yang berkepentingan lainnya. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang
diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat
terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang. Perusahaan juga harus
melaksanakan tanggung jawab sosial antara lain peduli terhadap masyarakat dan
kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan dengan membuat perencanaan
dan pelaksanaan yang memadai.
Timbulnya permasalahan pencemaran lingkungan di Indonesia perlu dikaji
secara mendalam supaya dapat dilakukan tindakan pencegahan dan perbaikan yang
tepat. Usaha dari pihak regulasi untuk melestarikan dan mengembangkan
kemampuan lingkungan hidup yang serasi, selaras, dan seimbang telah dilakukan
dengan menetapkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Aturan pelaksanaan lebih lanjut telah Pada literature menunjukkan bahwa para manajemen tetap pada tingkat
kepemilikan yang relative kecil (Morck,Shleifer dan Vishny: 1988), Selain tingkat
kepemilikan yang tetap, peningkatan pada kepemilikan manajemen dilakukan untuk
mendapatkan batasan keuntungan dari manajemen dengan tujuan meningkatkan nilai
perusahaan. Jika pengeluaran untuk CSR berada pada suatu titik yang mana akan
mengurangi nilai perusahaan, maka batasan yang ada telah dicapai, maka dapat
ditemukan hubungan negative kepemilikan manajemen terhadap pengeluaran CSR.
(Hartzell dan starks: 2003) dan (Bhojraj dan Sengupta: 2003) menyatakan sebagian
kecil penanam saham individu tidak mempunyai pengaruh yang banyak dalam proses
pengambilan keputusan perusahaan, ada beberapa bukti bahwa lembaga / perusahaan
juga berperan dalam mengurangi konflik kepentingan.
Shleifer dan Vishny (1986) menyatakan bahwa pemegang saham terbesar
mempunyai arti penting dalam memonitor perilaku manajer dalam perusahaan.
Menurut Sheifer dan Vishny dengan adanya konsentrasi kepemilikan, maka para
pemegang saham besar seperti institutional investors akan dapat memonitor tim
manajemen secara efektif, dan dapat meningkatkan nilai perusahaan jika terjadi
takeover. Dengan demikian, tingkat kepemilikan institusional yang tinggi dari
persentase saham yang dimiliki oleh institutional investor akan menyebabkan tingkat
monitor lebih efektif (Grief dan Zychowicz, 1994)
Struktur modal dari sebuah perusahaan yang dapat mempengaruhi
pengeluaran atas biaya CSR. Mengacu pada Jensen (1986) dan Zweibel (1996),
menyatakan bahwa saat perusahaan mempunyai utang bunga yang tinggi,
kemampuan manajemen untuk berinvestasi lebih pada program CSR adalah terbatas.
Diamond (1991) dan Gilson (1990) menyatakan bahwa tingginya tingkat suku bunga utang juga mendorong kreditur untuk berperan aktif untuk mengawasi perusahaan
(manajemen).
Komposisi modal atau pendanaan perusahaan mempengaruhi pengungkapan
tanggung jawab sosial. Sebagai contoh, Belkaoui Dan Karpik (1989) mengasumsikan
perjanjian keuangan yang bersifat membatasi, bahwa persetujuan dalam utang
perusahaan bisa membatasi perpindahan kekayaan oleh manajemen antara pemegang
saham dan debtholders, dan mengusulkan hipotesis jika utang besar, aktivitas sosial
dan pengungkapan yang terkait dengannya mungkin dikurangi. Kemudian mereka
menguji hubungan antara leverage (total utang/total harta) dan pengungkapan
tanggung jawab sosial. Hasil mereka mendukung hipotesis bahwa leverage yang
lebih tinggi mempunyai hubungan negatif ke CSR. dst....

1.2 Rumusan Masalah
Demsetz (1983) dan Fama dan Jensen (1983) menyatakan , tingkat
kepemilikan manajemen yang tinggi cenderung untuk tetap bertahan, manajemen
akan melakukan program CSR dengan mudah. (Morck,Shleifer dan Vishny: 1988)
menyatakan bahwa, jika pengeluaran untuk CSR berada pada suatu titik yang akan
mengurangi nilai perusahaan, maka batasan yang ada telah dicapai, maka dapat
ditemukan hubungan negative kepemilikan manajemen terhadap pengeluaran CSR.
Barnea dan Rubin (2006) menyatakan bahwa kepemilikan manajemen berhubungan
nagatif terhadap CSR
Hartzell dan starks (2003) dan Bhojraj dan Sengupta (2003) menyatakan
sebagian kecil penanam saham perseorangan tidak mempunyai pengaruh yang
banyak dalam proses pengambilan keputusan perusahaan, ada beberapa bukti bahwa
lembaga / perusahaan juga berperan dalam mengurangi konflik kepentingan. Jensen
(1986) dan Zweibel (1996), menyatakan bahwa saat perusahaan mempunyai utang
bunga yang tinggi, kemampuan manajemen untuk berinvestasi lebih pada program
CSR adalah terbatas. Anggraini (2006) menyatakan bahwa leverage tidak
berpengaruh terhadap kebijakan pengungkapan informasi sosial.

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah kepemilikan manajemen berpengaruh terhadap corporate social
responsibility?
2. Apakah kepemilikan institusi berpengaruh terhadap corporate social
responsibility?
3. Apakah tingkat leverage perusahaan berpengaruh terhadap corporate social
responsibility ?
Selain rumusan masalah yang diatas, penelitian ini menggunakan variabel
kontrol, variabel yang digunakan adalah Total Asset, Nilai pasar terhadap nilai buku,
perubahan return, dan umur perusahaan. Selain variabel dependen dan independen,
masih ada faktor lain yang sangat menentukan untuk mengetahui hubungan antar
variabel yang sebenarnya, maka di sini perlu menyertakan faktor itu sebagai variabel
kontrol.

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan menguji dan
memperoleh bukti empiris tentang:
1. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan manajemen terhadap corporate
social responsibility.
2. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan institusi terhadap corporate social
responsibility.
3. Untuk menganalisis pengaruh tingkat leverage perusahaan terhadap
corporate social responsibility.

1.4 Manfaat Penelitian
1. Kontribusi pada pengembangan teori, terutama dalam bidang akuntansi
mengenai pengaruh kepemilikan manajemen, institusi, dan leverage terhadap
CSR, dan diharapkan dapat dipakai sebagai acuan untuk riset-riset
mendatang.
2. Kontribusi bagi pengembangan praktik, diharapkan akan memberikan
kontribusi bagi manajemen perusahaan untuk memberikan wawasan dalam
hal kepemilikan manajemen, institusi, dan leverage yang berpengaruh
terhadap CSR.
3. Dengan hasil analisis ini diharapkan, dapat meningkatkan kesadaran
perusahaan akan pentingnya melakukan tanggung jawab sosial perusahaan.

untuk selengkapnya hingga daftar pustaka klik DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar