Social Icons

Pages

Tesis Akuntansi MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA STUDI PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN 

 1.1. Latar Belakang Masalah
Menurut teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara pemilik
dan pengelola dapat menimbulkan masalah keagenan (agency problems). Masalah
tersebut yaitu ketidaksejajaran kepentingan antara principal (pemilik atau pemegang
saham) dan agent (manajer). Jensen dan Meckling (1976) memandang baik principal
dan agent merupakan pemaksimum kesejahteraan diri sendiri, sehingga ada
kemungkinan besar agent tidak selalu bertindak demi kepentingan terbaik principal.
Konflik ini juga tidak terlepas dari kecenderungan manajer untuk mencari
keuntungan sendiri (moral hazard) dengan mengorbankan kepentingan pihak lain.
Hal ini terjadi karena walaupun manajer memperoleh kompensasi dari pekerjaannya,
namun pada kenyataannya perubahan kemakmuran manajer sangat kecil
dibandingkan perubahan kemakmuran pemilik/pemegang saham (Jensen dan
Murphy, 1990). Hal ini didukung pula dengan beberapa penelitian akuntansi positif
yang menemukan bahwa manajer melakukan manajemen laba (earning
management), seperti strategi discretionary accrual (Healy, 1985) atau strategi
perataan laba (income smoothing) (Trueman dan Titman, 1988) untuk memperbesar
kemakmurannya (Sugiri, 1998).
Manajemen laba terjadi ketika manajemen menggunakan keputusan tertentu
dalam laporan keuangan dan transaksi untuk mengubah laporan keuangan, sebagai
dasar kinerja perusahaan. Hal ini berakibat menyesatkan pemilik atau pemegang
saham (shareholders), atau untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang mengandalkan angka-angka akuntansi yang dilaporkan (Healy dan Wahlen,1998).
Manajemen laba dapat terjadi karena manajer diberi keleluasaan untuk
memilih metode akuntansi yang akan digunakan dalam mencatat dan
mengungkapkan informasi keuangan privat yang dimilikinya. Selain itu perilaku
manipulasi ini juga terjadi karena adanya asimetri informasi (information asymmetry)
yang tinggi antara manajemen dan pihak lain yang tidak mempunyai sumber,
dorongan, atau akses yang memadai terhadap informasi untuk memonitor tindakan
manajer (Richardson, 1998). Hal ini menyebabkan manajemen akan berusaha
memanipulasi kinerja perusahaan yang dilaporkan untuk kepentingannya sendiri
(Morris, 1987)
Motivasi yang mendorong pihak manajemen melakukan aktivitas manajemen
laba seperti yang diungkapkan oleh Scott (2000), adalah:
1. Motivasi Program Bonus (Bonus Plan Motivations)
Healy (1985) dalam papernya "The Effect of Bonus Scheme on
Accounting Decision" telah membuktikan secara empiris bahwa manajer
mempunyai informasi inside atas laba bersih perusahaan sebelum melakukan
manajemen laba. Healy memprediksi manajemen akan secara oportunistik
mengelola laba bersih untuk memaksimalkan bonus mereka berdasarkan
program kompensasi perusahaan.
2. Motivasi Perjanjian Hutang (Debt Covenant Motivations)
Manajemen laba dengan tujuan untuk memenuhi perjanjian hutang timbul
dari kontrak hutang jangka panjang. Perjanjian hutang bertujuan untuk
melindungi pemberi pinjaman terhadap tindakan manajer. Manajemen laba untuk tujuan covenant diprediksi oleh debt covenant hypothesis dalam teori
akuntansi positif (Watt dan Zimmerman, 1986). Pelanggaran terhadap
covenant menimbulkan kos yang tinggi bagi perusahaan, oleh karena itu
manajer berusaha untuk menghindari terjadinya pelanggaran terhadap
covenant. Tentu saja manajer akan menggunakan manajemen laba sebagai
alat untuk mengurangi probabilitas pelanggaran covenant dalam kontrak
hutang jangka panjang.
3. Motivasi Politik (Political Motivations)
Perusahaan yang secara politik cukup terpandang di mata publik, akan
sangat mudah untuk diamati. Beberapa perusahaan seperti ini menginginkan
mengelola laba untuk menurunkan visibilitasnya. Hal ini terutama diperlukan
pada periode kemakmuran mereka dengan menggunakan prosedur dan
praktik-praktik akuntansi yang meminimalkan laba bersih mereka.
Sebaliknya, publik akan menekan pemerintah untuk meningkatkan regulasi
atau cara lain dengan tujuan untuk menurunkan profitabilitas mereka.
Motivasi ini didasari oleh hipotesis kos politik (political cost hypothesis)
dalam teori akuntansi positif (Watt dan Zimmerman, 1986).
4. Motivasi Perpajakan (Taxation Motivations)
Motivasi pajak barangkali merupakan motivasi manajemen laba yang
paling jelas. Namun demikian, otoritas pajak cenderung untuk memaksakan
aturan akuntansi mereka sendiri untuk menghitung pendapatan kena pajak.
Dengan demikian akan mengurangi kesempatan perusahaan untuk melakukan dst.....

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dikemukakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba?
2. Apakah ada pengaruh kepemilikan institusional terhadap manajemen laba?
3. Apakah ada pengaruh pembentukan komisaris independen terhadap manajemen
laba?
4. Apakah ada pengaruh pembentukan komite audit terhadap manajemen laba?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut.
1. Untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba.
2. Untuk menguji pengaruh kepemilikan institusional terhadap manajemen laba
3. Untuk menguji pengaruh pembentukan komisaris independen terhadap
manajemen laba.
4. Untuk menguji pengaruh pembentukan komite audit terhadap manajemen laba.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat:
1. Bagi investor, penelitian ini memberikan manfaat dalam membuat keputusan
investasi ketika laporan yang diumumkan oleh emiten terdapat kegiatan
manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen.
2. Bagi regulator, penelitian ini dapat digunakan untuk melengkapi kekurangan
peraturan tentang kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komite audit
dan komisaris independen dalam rangka pelaksanaan tata pengelolaan
perusahaan yang lebih baik.
3. Bagi akademisi, penelitian ini memberikan bukti tambahan tentang manajemen
laba, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen,
komite audit perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEJ.
1.5. Sistematika Penulisan Tesis
Penulisan dalam penelitian ini akan dibagi menjadi V bab dengan
sistematika sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan, bab ini berisi tentang latar belakang masalah,
Perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta
sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan pustaka, bab ini membahas telaah teoritis, kerangka
pemikiran teoritis dan pengembangan hipotesis.
Bab III : Metode penelitian, bab ini meliputi populasi dan prosedur
penentuan sampel, jenis dan sumber data, prosedur
pengumpulan data, definisi operasional variabel, teknik analisis
data, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis.
Bab IV : Pembahasan dan hasil penelitian, bab ini berisi, statistik
deskriptif, pengujian dalam analisi model regresi dan
pembahasan hasil pengujian hipotesis.
Bab V : Penutup, bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang
diperoleh, keterbatasan dan saran untuk penelitian yang akan
datang.

untuk selengkapnya shingga daftar pustaka  klik DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar