Social Icons

Pages

Tesis Akuntansi ANALISIS BIAYA PENDIDIKAN SATUAN PENDIDIKAN DASAR

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pada tahun 2009 Pemerintah telah menempatkan pendidikan dasar yang
berkualitas, gratis tanpa pungutan biaya menjadi salah satu prioritas utama
program kerja pemerintah. Hal ini ditandai dengan kebijakan menaikkan anggaran
pendidikan sebesar 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) tahun 2009. Pembiayaan pendidikan dasar yang memenuhi standar
nasional tanpa memungut biaya kepada masyarakat itu dihitung membutuhkan
dana sekitar Rp 157 triliun (Kompas 23 Agustus 2008). Menurut Abbas Ghozali,
ketua Tim Ahli Standar Biaya Pendidikan Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP), pendidikan dasar tanpa pungutan seharusnya tidak lagi jadi keluhan
masyarakat. Anggaran pendidikan yang nantinya mencapai Rp 224 triliun akan
mewujudkan pendidikan di tingkat SD dan SMP gratis dan tanpa pungutan. Dari
perhitungan Abbas bahwa pendidikan dasar tanpa pungutan di tingkat SD dan
SMP membutuhkan biaya Rp 157,22 triliun. Penghitungan biaya tersebut sudah
mencakup biaya operasional dan tenaga kependidikan, biaya sarana dan prasarana,
serta biaya operasional bahan habis pakai.
Kebijakan lain guna mendukung program nasional pendidikan dasar tanpa
pungutan tahun 2009 adalah kenaikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun
2009 yang alokasinya mengalami kenaikan sebesar 50 persen dibandingkan
alokasi di tahun 2008. Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor: 186/MPN/KU/2008, ditegaskan lebih lanjut bahwa
dengan kenaikan kesejahteraan guru PNS dan kenaikan BOS sejak Januari 2009,
semua SD dan SMP negeri harus membebaskan siswa dari biaya operasional
sekolah kecuali sekolah bertaraf internasional (SBI).
Walaupun sudah ditetapkan program nasional pendidikan dasar gratis tanpa
pungutan mulai tahun 2009, ternyata masih dijumpai kondisi yang bertolak
belakang. Kasus-kasus di berbagai daerah mewartakan tetap adanya pungutanpungutan
untuk biaya sekolah yang dibebankan pada peserta didik dan orangtua
peserta didik. Kompas edisi 17 Februari 2009 memberitakan suatu sekolah di
Bantul, DI Yogyakarta, tetap saja menarik pungutan biaya tambahan pada siswa
dengan alasan dana BOS dan BOP tidak mencukupi, apalagi standar biaya per
sekolah berbeda-beda, misalkan untuk sekolah pinggiran SMP Patria Bantul,
biaya sekitar Rp 720.000 per tahun. Kompas edisi 23 April 2009 memberitakan
kasus di Cirebon dimana orangtua mengeluh karena dikenai pembelian buku yang
mencapai Rp 300.000. Kompas edisi 28 April 2009 memberitakan kasus di
Indramayu dimana sekolah tetap menarik dana paving block meskipun orangtua
siswa keberatan terhadap tarikan tersebut.
Dana BOS tidak dapat untuk memenuhi semua kebutuhan siswa dan hanya
dapat digunakan untuk mengurangi iuran setiap siswa saja (Putranti 2008).
Artinya, dana BOS hanya dapat membantu sebagian dari pembiayaan
penyelenggaraan pendidikan, khususnya untuk pencapaian standar pelayanan
minimal dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan standar nasional
pendidikan (SNP). Akan tetapi, perlu diingat pula bahwa selain BOS juga terdapat
alokasi bantuan lainnya dari Pemerintah yang diterima Satuan Pendidikan untuk
mendukung penyelenggaraan pendidikan, baik yang berwujud dana desentralisasi,
dana dekonsentrasi, dana hibah, dan dana block grant seperti dana alokasi khusus
(DAK) pendidikan, dana pengembangan SSN dan dana pengembangan SBI. Patut
menjadi bahan diskusi mengapa dengan banyaknya jenis bantuan pemerintah yang
diterima satuan pendidikan tetap saja dirasa sulit mewujudkan pendidikan dasar
tanpa pungutan? Berapakah biaya yang dibutuhkan oleh Satuan Pendidikan untuk
melaksanakan pendidikan dasar yang berkualitas tetapi tanpa pungutan?
Pertanyaan tersebut di atas terus mengemuka karena selama ini dirasa
kurang ada akses informasi yang memadai tentang pembiayaan pendidikan dan
sistem pembiayaan dan perhitungannya di tingkat satuan pendidikan. Pihak
manajemen satuan pendidikan masih banyak menerapkan pola yang belum
memadai untuk terbuka dalam pengelolaan keuangan sekolah dan perhitungan
pembiayaan pendidikan yang dilaksanakannya. Kekurang-terbukaan tersebut
dapat disebabkan karena belum memadainya sistem perhitungan pembiayaan
pendidikan yang dapat memberikan penjelasan perhitungan pembiayaan yang
informatif, tepat sasaran/valid, efisien dan akuntabel.
Pembahasan pembiayaan pendidikan berkaitan dengan permasalahan
perhitungan biaya di satuan pendidikan tersebut. Menurut Bastian (2007) selama
ini perkembangan perhitungan biaya di tingkat sekolah dasar dan menengah
belum mampu menjawab tantangan era otonomi dan globalisasi secara optimal.
Perhitungan biaya di sekolah dasar dan menengah yang ada selama ini masih
sangat sederhana dan belum mampu mengungkapkan informasi penting sebagai
materi/landasan pengambilan keputusan, serta hanya sebatas informasi biaya per
unit untuk belanja pegawai dan non pegawai. Perhitungan yang ada belum mampu
20
mengungkapkan dan memunculkan data informatif (Bastian 2007). Menurut
Granof (2000) sistem perhitungan biaya dan sistem akuntansi yang diterapkan dan
dikembangkan di satuan pemerintahan masih banyak yang hanya didasarkan pada
bentuk (form) akuntansi dana yang lebih bertujuan untuk kepatuhan (compliance)
terhadap sisi aturan dan memuaskan penilaian dalam penetapan anggaran dana
dari sumber dana daripada menyediakan informasi yang berguna dalam
pengambilan keputusan manajemen. Dibandingkan sistem tradisional, sistem
activity costing system (ACS), atau juga disebut activity based costing (ABC),
lebih dapat memberikan informasi bermanfaat dalam pengambilan keputusan
manajemen (Granof 2000; Robinson 2004; Khrisnan 2006)....dst

B. Perumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut di atas
dirumuskan permasalahan dalam pertanyaan penelitian ini sebagai berikut:
1. Berapakah nominal biaya operasional pendidikan per tahun per siswa
berdasarkan perhitungan faktual di SMP RSBI dan SMP SSN di kabupaten
Sragen?
2. Berapakah nominal biaya operasional pendidikan per tahun per siswa,
berdasarkan perhitungan dengan pendekatan activity-based costing (ABC), di
sekolah SMP RSBI dan SMP SSN di kabupaten Sragen?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan adalah penting di dalam menentukan arah suatu tindakan. Penelitian
ini bertujuan untuk:
22
1. Mendapatkan nominal biaya operasional pendidikan per tahun per siswa
berdasarkan perhitungan faktual di SMP RSBI dan SMP SSN di kabupaten
Sragen.
2. Mendapatkan nominal biaya operasional pendidikan per tahun per siswa,
berdasarkan perhitungan dengan pendekatan activity-based costing (ABC), di
sekolah SMP RSBI dan SMP SSN di kabupaten Sragen.
D. Manfaaat Penelitian
Sebagai suatu kajian ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi pihak yang berkepentingan (stakeholders), yaitu bagi:
1. Pemerintah atau Pemerintah Daerah (Pemda) atau Satuan Pendidikan:
Bagi Pemerintah atau Pemda atau Satuan Pendidikan, hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan sebagai rekomendasi atau referensi model atas alokasi
dan perhitungan biaya pendidikan dasar.

2. Masyarakat:
Masyarakat yang dimaksud adalah wali murid peserta didik, komite sekolah,
pemerhati pendidikan. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
tambahan informasi mengenai biaya pendidikan sehingga dapat menyikapi dengan
bijak terhadap permasalahan pendanaan dan partisipasi pembiayaan pendidikan.
3. Akademisi:
23
Bagi para akademisi, penelitian ini dharapkan dapat dijadikan tambahan
referensi untuk melakukan pembahasan dan penelitian lebih lanjut mengenai
analisis biaya pendidikan di Indonesia.
E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam mengkomunikasikan hasil penelitian, laporan
penelitian ini ditulis dan dipaparkan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab I memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan
laporan penelitian.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab II memaparkan antara lain: tinjauan pustaka atas definisi dan
teori-teori terkait topik penelitian, serta tinjauan terhadap
penelitian sebelumnya.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab III memaparkan metode penelitian yang digunakan,
mencakup penjelasan: metode penelitian, sampel penelitian, data
penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab IV memaparkan analisis data dan pembahasan hasil
penelitian, mencakup: deskripsi objek penelitian, analisis data
penelitian dan pembahasan hasil penelitan.
BAB V : PENUTUP
Bab V memaparkan kesimpulan penelitian, keterbatasan
penelitian, implikasi, dan saran.

untuk selengkapnya....hingga bab akhir klik DISINI  GAN...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar